post-title

Perut Terbentur saat Hamil

Bagi ibu hamil, keselamatan janin merupakan prioritas utama. Hal yang biasanya menjadi kekhawatiran ibu hamil salah satunya yaitu saat perut terbentur secara tidak sengaja. Bagaimana menyikapinya? Mari kita bahas secara lebih lengkap.💡


Apakah membahayakan janin?

📌Kemungkinan keguguran kecil

Pada dasarnya janin akan terlindungi karena otot-otot perut dan juga rahim yang berfungsi melindungi kantung ketuban. Kantung ketuban berisi air🌊 yang dapat melindungi janin dengan aman. Pada trimester pertama, panggul akan melindungi rahim, sehingga risiko keguguran kecil selama benturan yang terjadi tidak besar.

☁️Kerusakan pada plasenta

Saat usia kehamilan memasuki trimester kedua dan ketiga, maka janin akan lebih menonjol pada bagian atas panggul. Hal ini cukup berisiko jika ibu hamil mengalami benturan. Akan tetapi, risiko tersebut tidak langsung terjadi pada janin👶, namun pada plasenta.

❓Kondisi membahayakan

Apabila terjadi benturan ringan, janin tidak akan terdampak walau terjadi perdarahan. Akan tetapi, pada benturan keras dan parah, plasenta berisiko lepas dan bisa terjadi gangguan pada janin. Sehingga, pastikan selalu berhati-hati di mana saja.😉


Apa yang harus dilakukan jika perut terbentur keras?

✔️Pemeriksaan mandiri

Setelah terjadi benturan keras, pastikan untuk memeriksa kondisi tubuh Anda, apakah terjadi kontraksi⚡, perdarahan, maupun pecahnya air ketuban.

💭Rasakan pergerakan janin

Saat usia kehamilan memasuki trimester kedua, janin biasanya dapat memberikan gerakan-gerakan kecil yang bisa dirasakan oleh ibu. Rasakan pergerakan janin setelah terjadi benturan untuk memastikan janin baik-baik saja.

👩‍⚕️Pemeriksaan dokter

Jika terjadi benturan keras, maka perlu untuk memeriksakan kandungannya ke dokter, khususnya bagi ibu hamil🤰 yang baru memasuki trimester pertama. Dokter akan memeriksa plasenta dan keadaan janin dengan melakukan non-stress test untuk memeriksa respon janin dan tes USG untuk mencari kerusakan rahim maupun janin.