post-title

Karsinogen dalam Minuman Soda? Kontroversi Aspartam!

Karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengkonfirmasi klasifikasi pemanis buatan "Aspartam" ke dalam Kelompok yang Dicurigai Berpotensi Karsinogenik untuk Manusia, kontroversi mengenai keamanan konsumsi Aspartam terus berlanjut📢. Hal ini karena Aspartam merupakan bahan yang terkandung dalam sebagian besar makanan nol kalori seperti minuman soda bebas gula, permen karet bebas gula, es krim bebas gula, termasuk zero cola. Mama yang sedang hamil🤰🏻 dan orang tua yang sedang membesarkan anak mungkin sedang bingung dengan kontroversi ini, karena itu Billy segera memastikan faktanya!😉


Apa itu Aspartam?

🍹Aspartam itu…

Aspartam adalah pemanis buatan yang memiliki rasa 200 kali lebih manis dari gula dan hampir tidak memiliki kalori sehingga sering digunakan dalam makanan diet. Sejak disetujui di Amerika Serikat pada tahun 1981, Aspartam digunakan di sebagian besar negara di dunia sebagai bahan tambahan untuk memberi rasa manis pada makanan👅.


Mengapa Aspartam menjadi kontroversi?

🍹Klasifikasi resmi sebagai zat berpotensi karsinogenik (2B)?

Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) di bawah WHO telah menetapkan Aspartam ke dalam Kelompok 2B, yaitu dicurigai berpotensi karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada manusia. Ini adalah satu-satunya pemanis yang diklasifikasikan sebagai karsinogen.🤔 Karena semakin banyak orang yang memilih makanan minuman "nol kalori", Aspartam telah digunakan dalam berbagai makanan, mulai dari minuman hingga makanan ringan, sehingga pengumuman tersebut membawa kejutan yang cukup besar💥.

🍹Apa maksud dari Kelompok 2B?

Di dalam Kelompok 2B, selain Aspartam, acar dan lidah buaya juga termasuk di dalam kelompok ini. Selain makanan, gelombang elektromagnetik ponsel📱, asap knalpot mobil juga termasuk di dalamnya. Namun, walaupun Aspartam diklasifikasikan sebagai kelompok 2B, hal ini tidak berarti mengonsumsi Aspartam akan menyebabkan kanker. Oleh karena itu, bukan berarti Aspartam dilarang untuk dikonsumsi sebagai makanan, namun perlu dilakukan pembatasan dalam penggunaannya sebagai pemanis buatan🙌🏻

🍹Lalu, bagaimana standar konsumsi Aspartam?

Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA), dan Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) menetapkan konsumsi harian Aspartam sebesar 40 mg per kilogram berat badan. Untuk orang dewasa dengan berat 60 kg, batas maksimal harian Aspartam adalah 2400mg!👀 Hal ini sama dengan minum 55 kaleng zero cola dalam sehari.


Hal yang harus dilakukan Papa dan Mama!

🍹Para calon papa dan mama

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Society of Reproductive Medicine pada tahun 2016, pemanis buatan dalam minuman bebas kalori mengurangi kemampuan pembuahan wanita dan memengaruhi kesehatan sel telur. Jika dikonsumsi selama masa kehamilan, dapat memengaruhi janin yang menyebabkan obesitas pada anak, jadi sebisa mungkin, hindari minuman bersoda dengan kandungan gula tinggi!🙅🏻‍♀️

🍹Papa dan mama yang tengah membesarkan anak

Jika Anda memiliki penyakit keturunan yang disebut Fenilketonuria (PKU), yang tidak dapat mencerna Aspartam, harap jangan mengonsumsinya🚫. Ini termasuk ibu dan anak yang sedang membesarkan anak, serta ibu yang berencana hamil atau sedang hamil. Dalam kasus bayi baru lahir, bayi biasanya akan mendapatkan pemeriksaan setelah lahir, sehingga jika kelainan dapat dideteksi secara dini!

Meskipun, mengonsumsi Aspartam bukan berarti akan terkena kanker, namun mungkin tetap ada Papa & Mama disini yang tetap khawatir dengan bahayanya, bukan😉? Di tengah kontroversi Aspartam, Direktur Nutrisi dan Keamanan Pangan WHO menyarankan untuk mempertimbangkan minum air putih🥛 dibandingkan minuman yang mengandung pemanis buatan. Daripada mencari alternatif untuk pemanis buatan, mengapa tidak meninggalkan kebiasaan minum-minuman manis atau makan makanan olahan dan memulai gaya hidup sehat?💖