post-title

Induksi Persalinan? Perlu atau tidak?

Untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi pada janin yang sedang dikandung🤰, ketika masa kelahiran telah tiba namun belum ada tanda-tanda persalinan, dokter akan mempertimbangkan menggunakan induksi untuk merangsang kontraksi dan mempercepat proses kelahiran.


Kapan prosedur induksi boleh dilakukan?

👵Usia kandungan sudah lewat bulan

Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi janin sebelum mempertimbangkan induksi atau percepatan persalinan. Hal ini penting karena bayi👶 prematur berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Selain itu, induksi juga dapat dipertimbangkan jika ibu hamil telah mengalami ketuban pecah namun belum mengalami kontraksi setelah 24 jam.

💦Air ketuban pecah tanpa adanya kontraksi

Induksi persalinan umumnya direkomendasikan untuk ibu hamil yang telah melewati usia kehamilan 42 minggu. Hal ini disebabkan risiko kematian bayi dalam kandungan atau komplikasi kesehatan💪 lainnya dapat meningkat jika persalinan tidak segera dilakukan.

⚠️Kehamilan dengan risiko tinggi

Metode induksi juga menjadi pilihan untuk kebaikan ibu dan bayi dalam situasi-situasi khusus, seperti diabetes, hipertensi, oligohidramnion, infeksi🦠 rahim, preeklamsia, abrupsi plasenta, atau pertumbuhan janin yang terhambat.


Metode induksi persalinan yang umum digunakan

💉Infus obat-obatan

Salah satu cara umum dari berbagai metode induksi adalah melalui pemberian obat-obatan melalui infus ke pembuluh darah✨. Salah satu contohnya adalah hormon oksitosin, yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot rahim. Biasanya, hormon ini diberikan kepada ibu hamil yang telah mengalami pematangan dan pelunakan leher rahim.

🐣Mematangkan leher rahim

Pematangan leher rahim dilakukan ketika leher rahim ibu hamil belum matang dan belum cukup tipis untuk persalinan. Prosedur ini mungkin melibatkan pemberian obat melalui minum, melalui kateter ke leher rahim, atau melalui pemberian obat💊 yang dimasukkan ke dalam vagina.

👩‍⚕️Penerapan teknik membrane stripping

Teknik membrane stripping harus dilakukan oleh dokter🏥 dan melibatkan pemisahan lapisan kantung ketuban dari leher rahim menggunakan jari. Tujuannya adalah untuk merangsang pelepasan hormon prostaglandin, yang dapat memicu persalinan.

💧Memecah air ketuban

Penerapan metode ini dilakukan ketika persalinan telah siap dilakukan namun air ketuban belum pecah. Prosedur ini, yang dikenal sebagai amniotomi, melibatkan pembuatan lubang kecil pada kantung ketuban untuk memecahkan air🌊 ketuban.


Tidak boleh sembarangan lakukan induksi persalinan

🙅Kondisi ibu hamil yang tidak dianjurkan untuk induksi

Induksi tidak disarankan untuk ibu hamil yang mengalami kondisi-kondisi tertentu, seperti infeksi herpes genital, riwayat operasi besar pada rahim, operasi🪡 caesar sebelumnya dengan sayatan vertikal, kelainan jalan lahir yang sempit, atau prolaps tali pusat.

💢Risiko setelah induksi persalinan

Setelah induksi, ibu hamil mungkin mengalami beberapa ketidaknyamanan, termasuk risiko infeksi pada ibu dan bayi, nyeri yang intens, penurunan detak jantung dan pasokan oksigen🌬️ pada bayi, serta kemungkinan perdarahan yang bisa memerlukan prosedur pengangkatan rahim jika diperlukan.