post-title

Mitos Kehamilan & Fakta Sebenarnya

Seiring berjalannya waktu, sering kali muncul kepercayaan, larangan, dan anjuran terkait kehamilan. Namun, dengan cepatnya penyebaran informasi di masyarakat, banyak hal yang belum terbukti kebenarannya menjadi dipercaya secara langsung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meneliti📝 lebih lanjut tentang mitos dan fakta seputar kehamilan yang sering tersebar di masyarakat.


Apa saja mitos kehamilan yang sering beredar di masyarakat?

🙅‍♀️Larangan melakukan hubungan intim selama kehamilan

Sebagian orang percaya bahwa ibu hamil sebaiknya tidak berhubungan intim karena bisa menyakiti janin dan menyebabkan keguguran. Namun, pada kondisi ibu hamil yang sehat💪, berhubungan intim tetap diperbolehkan. Selama kehamilan, janin dilindungi oleh kantung dan cairan ketuban, lendir tebal pada leher rahim, serta otot rahim yang kuat.

🍍Hindari konsumsi durian, dan nanas saat hamil

Banyak yang percaya bahwa durian dan nanas dapat menyebabkan keguguran, padahal durian mengandung triptofan dan organo-sulfur yang baik untuk kehamilan jika dikonsumsi dengan wajar. Namun, konsumsi durian berlebihan bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional. Sementara itu, nanas mengandung vitamin C🍊 tinggi yang bermanfaat bagi ibu hamil, tetapi konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar bromelain yang bisa meningkatkan risiko keguguran.

👱‍♀️Mitos tidak boleh mewarnai rambut saat hamil

Ada kepercayaan bahwa ibu hamil sebaiknya tidak mewarnai rambut. Namun, sebenarnya, mewarnai rambut tidak berdampak pada kesehatan ibu hamil atau janin jika dilakukan dengan benar. Disarankan untuk menunggu hingga trimester kedua kehamilan sebelum mewarnai rambut dan menghindari cat rambut yang mengandung amonia karena ibu hamil cenderung lebih sensitif terhadap bau👃.

😺Mitos tentang bahaya kontak dengan kucing

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa ibu hamil sebaiknya tidak berdekatan dengan kucing, sebenarnya tidak masalah selama ibu hamil menjauhi kotorannya. Kotoran kucing dapat mengandung parasit Toxoplasma gondii yang bisa menyebabkan penyakit toksoplasmosis, berpotensi merugikan kesehatan ibu hamil dan janin dengan risiko seperti meninggalnya janin, kelahiran prematur, serta kerusakan pada telinga, mata, dan otak🧠 bayi.


Mitos deteksi jenis kelamin secara dini dari kebiasaan ibu hamil

🤰Apakah bentuk perut menentukan jenis kelamin janin?

Banyak yang meyakini bahwa bentuk perut ibu dapat memprediksi jenis kelamin bayi. Konon, jika perut ibu berbentuk lancip dan terlihat menurun, bayinya kemungkinan laki-laki. Sebaliknya, jika perut ibu bulat dan menonjol ke atas, kemungkinan bayinya perempuan. Namun, sebenarnya, bentuk perut ibu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti bentuk tubuh ibu, rahim, kekuatan otot perut, posisi bayi dalam kandungan usia kehamilan, dan berat badan⚖️ saat hamil.

🥗Makanan kesukaan ibu hamil sebagai penanda jenis kelamin janin

Ada mitos yang menyatakan bahwa selera makan ibu hamil dapat mengindikasikan jenis kelamin bayi. Misalnya ibu hamil yang cenderung menyukai daging🍖 diyakini sedang mengandung bayi laki-laki, sedangkan ibu hamil yang lebih suka sayuran diyakini sedang mengandung bayi perempuan. Padahal, jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom X dan Y pada saat pembuahan dan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan USG. 

🤰Kondisi kulit ibu hamil dan jenis kelamin janin

Ada mitos yang menyatakan bahwa perubahan kulit pada ibu hamil dapat memengaruhi jenis kelamin bayi. Menurut mitos tersebut, ibu yang hamil anak laki-laki👦 cenderung memiliki kulit yang lebih gelap, sementara ibu yang hamil anak perempuan cenderung memiliki kulit yang lebih cerah. Namun, informasi ini tidak benar. Perubahan kulit pada ibu hamil, seperti perubahan warna kulit atau munculnya jerawat, disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan.